(Mulai Hidup) Sehat - Menyehatkan

"Health is a state of complete physical, mental, and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity."

Postingan ini jadi terasa kaya skripsi karena dibuka dengan defini sehat menurut WHO di atas, ya, ahaha. Tapi ngga papa, semoga sama-sama kita bisa memahami pengertian sehat tersebut, ya, bahwa sehat itu bukan cuma sekadar terbebas dari penyakit a.k.a ngga punya sakit apa-apa atau tes lab hasilnya baik semua, tapi juga harus sehat secara mental dan kehidupan sosial. Dalam dunia kedokteran khususnya dalam kedokteran keluarga, dikenal juga istilah bahwa manusia ini adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang menuut saya lebih lengkap lagi memandang seorang individu manusia karena ada unsur spiritualnya. Atau kalau saya terjemahkan ke dalam bahasa sendiri, sehat secara ruhiyah.

Jadi, kalau berdasarkan preambule di atas, mungkin ngga banyak ya manusia yang benar-benar sehat 100%. Penyakit-penyakit tidak menular angkanya semakin meningkat dan mulai menyerang usia yang lebih muda karena gaya hidup yang tidak sehat. Secara mental pun, ternyata banyak juga orang-orang yang hidup dalam kecemasan dan perasaan sedih yang berlebihan. Begitu pun sehat secara seosial dan spiritual.

Meskipun definisi sehat ala WHO terkesan super perfect and almost impossible, bukan berarti kondisi tersebut ngga bisa diupayakan. Dan pastinya, yang namanya perfection itu ngga ada yang instan. Semua butuh proses, kesabaran, dan upaya yang cukup unuk mencapainya.

Dan "Sehat - Menyehatkan" ini mejadi resolusi saya untuk tahun 2019, sebuah langkah awal untuk menjadi nisakarima yang sehat dan bisa membantu orang lain untuk hidup lebih sehat juga :) Mohon doanya...

Semua bermula di minggu terakhir bulan Desember lalu ketika gastritis saya tiba-tiba kambuh dan bikin hidup rasanya sangat tidak nikmat. Salah sendiri karena dalam beberapa hari berturut-turut makan makanan pedas dalam keadaan perut kosong. Ditambah lagi, karena mau sok-sok diet gitu jadi makannya memang ngga teratur sekali.

Pada suatu siang yang cerah, dengan perut yang sangat kelaparan saya dan dua orang teman makan mie sosis pedas ala-ala gitu di sekitar tempat tinggal kami. Sudah tahu punya gastritis, perutnya kosong, eh pesennya mie pedes, yang ternyata pedesnya di luar prediksi lidah. Pedes sampe bikin saya budeg pas makan. LOL. Jadilah setelahnya perut saya super kembung, super sakit, kepala juga jadi pusing, mual, dan tenggorokan rasanya terbakar.

Qadarullah, dalam keadaan yang serba ngga nyaman waktu itu, teman kos saya tiba-tiba sakit dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Kondisinya waktu itu saya baru pulang agak malam, sudah beli makan tapi belum sempat dimakan dan perut masih begah saja rasanya. Akhirnya, berangkatlah saya motoran mengantar teman saya ke rumah sakit. Eh pas mau pulang dari rumah sakit, hujan. Akhirnya hujan-hujanan deh pulangnya.  Saat itu saya berpikir, "Begini amat, Ya Allah, uripku :("

Dokter juga manusia. Punya badan dan bisa sakit. Kalau seharian selalu sibuk ngurusin badan dan sakitnya orang lain, harusnya juga bisa bertanggung jawab mengurus badan dan sakitnya sendiri. Jangan sampai dokter menjadi pasien untuk dokter yang lain. Apalagi, hampir setiap hari saya bertemu pasien dan hampir setiap hari itu juga saya selalu mengedukasi pasien untuk hidup lebih sehat. "Pak, Bu, mulai sekarang biasakan pola hidup sehat ya... Makan makanan yang rendah gula, rendah garam, rendah lemak, dan tinggi serat. Jangan lupa, olah raga juga ya, Pak, Bu. Minimal 3 kali seminggu." Atau kalau ada pasien gastritis saya selalu bilang, "Ibu, makannya yang teratur, ya, jangan suka terlambat makan. Makannya juga jangan yang banyak asam sama pedasnya. Kasihan kan lambungnya kalau selalu dimakan sama asam lambungnya sendiri," gituuuh...

Jadi, supaya tidak menjadi orang yang dibenci Allah karena kaburomaqtan, sudah waktunya (saya) berbenah diri dan menjadi insan yang mulai menerapkan pola hidup sehat. Lagian kan, menjaga kesehatan diri itu juga salah satu cara kita untuk mencintai diri sendiri, yekan...

Itu baru aspek sehat secara fisik. Masih ada aspek sehat secara mental, sosial, spiritual, dan juga yang ngga boleh ketinggalan, sehat lingkungan, yang detailnya ngga akan saya bahas disini. Intinya, "Sehat-Menyehatkan" ini semoga menjadi langkah upaya perbaikan diri dalam banyak sekali aspek kehidupan. Semoga kita semua sehat selalu melalui tahun 2019 ini!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

this post is dedicated to me

Iship sudah selesai!