Ceritanya Jalan Jalan Sendiri

Halan-halan ke sini akhirnya...

Hari ini libur. Alhamdulillah... Pengennya si pulang ke Jakarta atau ke Jogja gitu tapi ya apa daya belum gajian. Wkwk nasib. Akhirnya jalan-jalan sendirian ke Guci.

Dari beberapa waktu kemaren feel homesick dan penat banget sama pikiran-pikiran yang berlebihan. Seperti yang saya post di postingan sebelumnya, anak pertama memang kayanya cenderung punya rasa khawatir lebih besar terhadap banyak hal, ini saya lihat dari beberapa teman yang lain juga.

Penat ini mungkin efek ngga ada temen ngobrol juga kali ya. Setiap orang kayanya punya masa dimana dia ingin cerita dan cukup didengarkan. Atau ingin dikasih ucapan "semangat, ya!", atau dikirimin chat tiba-tiba yang tulisannya, "you're doing great, girl!", atau ungkapan-ungkapan sayang lainnya. Karena kadang-kadang, kita tau sih mungkin seseorang itu sayang sama kita, but sometimes, we just need a little proof of that so we feel save and loved again. 

Masalahnya adalah, ngga semua orang terbiasa melakukan hal ini. Pun ngga semua orang mudah bercerita ke orang lain bahwa saat ini dia butuh a little support to stay sane. Biasanya karena dia merasa tidak ingin membebani orang lain. Atau juga karena ngga ingin dianggap gampang mengeluh. Akhirnya rasa galau dan sedihnya ini jadi berlarut-larut. Pikiran-pikiran yang ngga semestinya di khawatirkan mulai bermunculan dan mendominasi. Kalau orang ini punya coping mechanism yang bagus, insyaaAllah dia ngga akan berlama-lama dalam kepenatan itu. Tapi kalau coping mechanismnya ngga bagus, bisa-bisa malah jatuh ke dalam depresi.

Mungkin ini kali ya alasan hadist Rasulullah yang ini...

Diriwayatkan dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu-, ujarnya, “Ada seseorang yang bersanding dengan Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Lantas lewatlah seseorang. Orang yang di saniding Nabi tadi pun berkata, “Sejatinya aku mencintai orang ini”.
Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– pun bertanya, ‘Sudahkah engkau beri tahu dia? 
Ia menjawab, ‘Belum’.
Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, ‘Kalau begitu berilah dia tahu’”.
Anas menceritakan, “Maka orang tadi pun mengejarnya seraya berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.”
Ia menimpali, ‘Semoga Dzat yang telah membuatmu mencintaiku, mencintaimu’” (HR Abu Dawud).


Rasulullah menganjurkan kita untuk saling mengungkapkan rasa sayang. Tujuannya apa? Wallahua'lam. Mungkin karena dengan mengungkapkan rasa sayang itu bisa membuat seseorang merasa dicintai dan diakui keberadaannya. Some poeple think that she or he, as a tiny little creature in this big big universe is not that worthy to be loved, just because she or he feels so ordinary and have not doing anything impactful for others like other people did. They keep comparing themselves with other and found nothing good within them. Daan, ketika saat itu ada yang mengungkapkan rasa sayangnya kepada mereka, atau mengapresiasi sekecil apapun perjuangan mereka, atau merayakan kesuksesan kecil mereka yang tidak tampak di mata orang lain, trust me, you make them feel at ease and good being themselves.

Sesungguhnya contoh diatas itu hanya pemaknaan sederhana dari orang yang fakir ilmu seperti saya terhadap hadits tersebut. Tapi yang jelas, karena itu hadits, maka melaksanakannya pun bernilai pahala!

Sejatinya kita manusia memang adalah makhluk yang lemah dan saling membutuhkan. Ini adalah istilah yang sering didengar dan sering pula dilupakan : yang kelihatan kuat belum tentu tidak butuh dikuatkan. Mungkin mereka, seperti yang sudah dimention di atas, hanya tidak ingin merepotkan orang lain dengan mengungkapkan kegelisahan mereka.

Salah satu hikmah yang saya dapat dari kepenatan kebanyakan pikiran tidak produktif karena ngga ada teman ngobrol beberapa waktu kebelakang adalah, mungkin Allah ingin saya curhat hanya ke Allah saja. Biasanya, saya memang harus selalu punya orang di dekat saya untuk tempat cerita, hmm boleh lah dikatakan one call away friend. Tapii, ya namanya juga proses, ya, ada ups and down nya. Dan buat saya saat ini, saya masih tetap membutuhkan orang yang bisa diceritain macem-macem pikiran saya ini, selain juga diceritain ke Allah. Dan ngga gampang loh buat saya untuk menemukan orang yang seperti ini. Bukannya ngga ada sih, disini, cuma karena waktunya yang ngga pas, kami jarang banget ketemu. Tapi alhamdulillah, pas saya lagi kepikiran beliau, ternyata beliau juga lagi kepikiran saya. Dan ternyata, kita lagi punya pikiran yang sama!

Mengirimkan chat tiba-tiba yang intinya memberi semangat, mengapresiasi, atau memberi hadiah tanpa ada occasion tertentu, adalah cara lain untuk mengungkapkan rasa sayang kita pada saudara kita.

And it's okay to feel not okay. Waktu kemaren saya feeling down gitu, saya pasang status gitu di WA. Memang tujuannya untuk menarik perhatian. Wkwkwkwk. Ya ngga keliatan galau banget si sebenernya statusnya, tapi ya itu tadi, karena lagi ngga bisa cerita ke siapa-siapa akhirnya menyemangati diri sendiri aja. And alhamdulillah it turns out well. I mean, some friends did comfort me or asking wether i'm okay. And it helped me feel better. Dan waktu udah semangat lagi, statusnya saya hapus.

Dan buat yang baca ini, semangat, ya! Kalau lagi capek, istirahatlah dulu, me time dulu. Kalau kata Ali bin Abi Thalib, kalau badan itu bisa lelah, maka hati pun juga. Jadi jangan lupa untuk membahagiakan diri sendiri sesekali. Saya sebenernya juga masih belajar soal hal ini, soal mencintai diri sendiri, salah satu yang bikin saya kepikiran banget beberapa waktu ini). Tapi ya, bismillah, belajarnya pelan-pelan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

this post is dedicated to me

Iship sudah selesai!