Review Ala-ala : Wisata Pemandian Air Panas Guci, Kabupaten Tegal (Part 1)

Sebenernya udah jam 23.45 dan harusnya tidur, tapi rasanya sayang gitu kalau ngga posting soal trip sendirian hari ini. Kalau di postingan sebelumnya saya nulis tentang perasaan saya, di postingan yang ini saya review perjalanan dan tempat wisata yang saya datangi tadi pagi.

Saya berangkat ke Guci sekitar jam 8.00. Sama siapa lagi kalau bukan sama Romi, motor Supra Fit berusia 12 tahun yang setia banget nemenin saya kemana-mana. Ini pertama kalinya saya melakukan perjalanan jauh dengan medan agak ekstrem selama di Slawi. Terakhir kali ngajak Romi jalan-jalan agak ekstrem gini waktu KKN di Gunung Kidul.

Untuk perjalanannya sendiri kurang lebih memakan waktu 45-60 menit, tergantung kecepatan dan kepadatan jalan. Alhamdulillah sih tadi pas saya berangkat jalan masih belum terlalu padat jadi bisa agak cepet sedikit. Untuk medannya sendiri, jalan menuju Objek Wisata Guci ini alhamdulillah sudah aspal semua. Lubang-lubang sedikit di beberapa ruas jalan rasanya sudah biasa ya, jadi ya, ngga terlalu bermasalah asal hati-hati. Karena lokasi wisata memang berada di gunung, jadi saya memang sudah memprediksi bakal naik turun dan berkelok-kelok. Kalau dibandingkan sama Jalan Wonosari di Jogja, ya kurang lebih sama sih, lebih ekstrem yang di Gunung Kidul malah kalau kata saya. Jadi, buat yang mau kesini dan sudah pengalaman berkendara di Gunung Kidul apalagi di tanjakan Bunder (dekat tempat saya KKN dulu), insyaaAllah bisa lah nanjak dan belok-belok dengan mulus. Jalannya memang lebih kecil, tapi volume kendaraannya jauh lebih sedikit.

Sepanjang jalan, ya seperti jalan menuju gunung kebanyakan, akan kita lihat rumah-rumah, sawah-sawah, pohon-pohon, dan pasar-pasar. Semakin ke atas pastinya udaranya makin sejuk. Tapi, semakin keatas, jalannya makin curam juga tanjakannya. Oiya, selama perjalanan tadi kalau saya perhatikan SPBU jaraknya jauh-jauh. Jadi, sebelum berangkat, pastikan bensinnya cukup, bahkan kalau bisa full ya. Banyak si penjual-penjual bensin eceran gitu di sepanjang jalan, tapi kalau bawanya mobil kan gimana yak, ya masa belinya di abang-abang pertamini. Jadi, lebih baik sedia payung sebelum hujan.

Setelah melalui perjalanan yang lumayan bikin seger, akhirnya sampailah kita di gerbang retribusi. Di gerbang retribusi ini setiap orang dikenakan tarif Rp.7.000. Kalau untuk motor, biaya Rp.1.000. Kalau untuk mobil saya kurang paham. Yang jelas saya dan Romi bayar Rp.8.000 di gerbang retribusi tadi.

Awalnya saya pikir Objek Wisata Guci ini ya isinya cuma satu tempat aja, maksudnya, ya udah cuma sekian hektar wilayah yang isinya kolam pemandian air panas dan berbagai wahana permainan. Ternyata ekspektasi saya salah saudara-saudara. Tapi ngga kecewa dengan kenyataannya sih karena ternyata lebih seru dari itu!

Jadi ternyata Objek Wisata Guci ini mirip dengan wilayah wisata pantai Parangtritis yang ada di Bantul, setelah dari gerbang retribusi terserah kita mau masuk ke objek wisata sesungguhnya yang mana, aka si tempat pemandian air panasnya. Ada banyak sekali tempat pemandian air panas di OW Guci ini ternyata. Yang paling banyak wahananya kayanya sih Tempat Pemandian Air Panas Guciku Waterboom. Tapi tadi saya ngga ke sana sih. Saya ke tempat pemandian air panas lain yang letaknya ngga terlalu jauh dari sana, namanya Graha Tirta Ayu. GTA ini saya tau dari Bu Isyana, bidan di Puskesmas tempat saya internship sekarang. Di jalan menuju Guciku dan GTA ini ada juga tempat pemandian air panas lain yaitu Guci Gung. Kalau dari luar sih tempatnya keliatan lumayan luas.

Oiya, sebenernya, begitu dari gerbang retribusi saya ngga langsung menuju ke GTA ini. Lebih tepatnya, karena saya ngga tau jalan harus belok kemana, dan saya juga anaknya sotoy gitu, akhirnya ya lurus aja gitu naiiik terus sampe ke tempat yang mungkin bisa kita sebut "Objek Wisata Guci yang sesungguhnya". Hahahaha. Saya bilang sesungguhnya karena disini memang isinya bukan cuma tempat pemandian air panas, tapi juga ada rekreasi lain berupa menunggang kuda. Terus juga banyak sekali jajanan somay, jagung bakar, dan sate ayam atau sate kelinci. Selain itu, sepanjang jalannya juga banyak sekali kios-kios yang jualannya macem-macem. Mulai dari sovenir-sovenir lucu, buah, kaos dan baju, dan masih banyak lagi. Tempat pemandian air panas di sini juga ngga cuma satu loh. Ada yang tertutup, ada juga yang terbuka. Ada yang keliatannya sederhana banget gitu, dan ada juga yang sudah kelihatan modern. Dan di sini rame banget!

Saya sempat masuk ke salah satu tempat pemandian air panas yang tertutup, tapi kemudian mengurungkan niat untuk jadi ke sana karena ternyata kolamnya kecil dan tetep aja dicampur. Akhirnya saya jalan-jalan lagi ke luar, lihat-lihat, foto-foto, dan ngebolang sendiri aja gitu, ngga jelas, wkwk.

Di dekat "Objek Wisata Guci sesungguhnya" ada banyak sekali vila dan tempat penginapan lainnya. Kalau tadi saya lihat-lihat sih, banyak yang kosong gitu vilanya. Mungkin karena belum peak season kali ya. Libur hari kejepit gini siapa yang mau repot-repot nyewa vila yekan. Tapi jangan dibayangkan tempat penginapannya bagus kaya hotel bintang-bintang gitu ya. Tempat penginapannya sederhana, tapi kelihatan nyaman aja sih kalau dari luar (lah tapi kan tidurnya di dalem yak bukan di luar, wkwk). Ya intinya ngga perlu bingung kalau mau liburan bareng keluarga lama-lama di sini karena ada penginapannya.

Karena setelah melihat-lihat kondisi dan situasi tempat pemandian air panas di atas sini yang kok kayanya rame banget kaya cendol, akhirnya saya memutuskan untuk kembali turun ke bawah, ke tempat yang saya kira si Guciku Waterboom ini berada. Pas turun, saya baru sadar ternyata jalan menuju Guciku itu harus belok ke kanan, bukan lurus seperti yang pertama saya lalui. Akhirnya, dengan lagi-lagi bermodalkan ke-sotoy-an, saya beloklah menuju Guciku Waterboom. Dan, ya namanya juga waterboom ya, rame juga. Membayangkan di dalamnya akan seperti cendol lagi, saya akhirnya jalan terus saja dan kepikiran berusaha mencari tempat yang dibilang sama Bu Isyana, si Graha Tirta Ayu ini. Dan alhamdulillah, ketemu! Dan yang paling penting, sepi! Bye, kolam cendol!



....bersambung. Dan sebenernya pengen post foto-fotonya juga disini tapi karena sudah malam dan ikan harus bobo, jadi kita lanjutkan nanti! Anggap aja ini spoilernya dulu. Hihihi..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

this post is dedicated to me

Iship sudah selesai!